Loading...
1 Mar 2015

Perjalanan Cinta Paling Romantis

Kawan, tahukah engkau perjalanan cinta paling romantis? Perjalanan yg menunjukkan sebenar - benarnya cinta. Mungkin kerinduan ini sudah tak terbendung ingin segera menyaksikannya. Menyaksikan jejak - jejak sebenar - benarnya cinta.
Waktu itu Nabi Ibrahim membawa Hajar dan Ismail mulai dari palestina di bawa ke mekah tidak diberi tahu bahwa keduanya akan di tinggal disana, Ibrahim hanya diperintahkan membawa istri dan anaknya ke lembah mekah, apa yang terjadi disana Allah tidak memberi tahu, maka Nabi Ibrahim hanya menjalankan perintah itu saja, seandainya diberi tau maka Nabi Ibrahim akan persiapan untuk membawa tenda, bahan makanan yang banyak, dsb.

Sampai di Makah datanglah perintah Allah untuk tinggalkan anak dan istri Nabi ibrahim disana tidak diberi tau berapa lama akan ditinggalkan. Sehingga ketika itu, Nabi Ibrahim hanya memberikan kepada anak dan istrinya berupa air dan kurma sekedarnya saja. Secepatnya Ibrahim naik kendaraannya bersiap untuk menuju ke palestina, maka Hajar bertanya pada Ibrahim,”wahai, kenapa kau akan tinggalkan kami disini?”. Nabi Ibrahim diam saja, diulang pertanyaan tersebut sampai 3x tetap Ibrahim diam saja, “Allah amaruka bihadza (apakah Allah yang perintahkan ini kepadamu)?” ahirnya Hajar paham bahwasanya Ibrahim berat meninggalkan keduanya.
Nabi Ibrahim adalah seorang Nabi, tidak mungkin beliau tidak paham tanggung jawab seorang laki-laki terhadap istri dan anak. Ibrahim paham bahwasanya istri dan anak mesti di lindungi, dicarikan nafkah, dsb. dan Nabi Ibrahim pasti lebih paham dari seluruh ulama yang ada saat ini dan jauh lebih paham dari kita semua. tapi ini perintah Allah, maka Hajar pun juga paham Ibrahim begitu berat jalankan perintah ini berpisah dg istri dan anak, anak satu-satunya yang lama ditunggu kelahirannya, 80 tahun lebih baru dikaruniai satu anak, maka Hajar bertanya sekali lagi, ”Allah amaruka bihadza (apakah Allah yang perintahkan ini kepadamu)? maka Ibrahim memandang kelangit dan mengucapkan “Allah” dengan perlahan. maka Hajar langsung menghibur suaminya, “kalau begitu Ibrahim, Allah tidak akan sia-siakan kami, engkau berangkatlah, jangan kau pikirkan kami, Allah akan menjaga kami dan Allah tidak akan menyia-nyiakan kami, berangkatlah wahai Ibrahim.” hibur Hajar kepada Ibrahim."
Maka setelah itu baru Ibrahim mantap meninggalkan istri dan anaknya, di satu daerah bernama hudai, maka Ibrahim melihat dan menengok lagi ke belakang, tapi sudah tidak kelihatan lagi karena terhalang bukit dsb, disitulah Ibrahim memanjatkan doa dg linangan airmata dan doa itu dilestarikan Allah dalam Al-Qur’anul karim ,”ya Rabb kami, sesungguhnya aku telah tempatkan sebagian dari keturunanku di lembah yang tak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau yang suci, ya Rabb kami yang demikian itu agar mereka mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia condong kpd mereka, dan beri rizkilah mereka dari buah-buahan, semoga mereka bersyukur (Q.S Ibrahim : 37).” kemudian beliau kembali berangkat meneruskan perjalanan ke palestina.
Sebagai seorang suami dan seorang ayah Ibrahim juga ingin tahu keadaan anak dan istrinya, maka setelah 4 tahun barulah Ibrahim diijinkan untuk menengok anak dan istrinya. ketika boleh untuk menengok istri dan anaknya pun Allah perintahkan pada beliau agar jangan terlihat oleh anak dan istrinya, hanya diperbolehkan lihat dari jauh saja bagaimana kondisi istri dan anaknya. ternyata setelah 4 thn kembali ke mekkah Ibrahim melihat ternyata mekah sudah berubah menjadi kampung kecil, sudah ada rumah, ada penduduk, ada juga telaga, ada kambing-kambing, ada sumur, tentunya Ibrahim tidak tau apa yang terjadi kepada Hajar dan Ismail, sibuk da’wah selama 4 thn tidak dapat berita istri dan anak hanya pasrahkan kpd Allah saja, ternyata setelah 4 thn sudah berubah, Ibrahim liat istrinya sudah punya rumah, kambing, telaga, dan orang sangat menghormati istri dan anaknya, maka setelah Ibrahim tau istri dan ankanya baik-baik di Mekah, Ibrahim kembali ke palestina untuk berda’wah tanpa di ketahui oleh istri dan anaknya
Kemudian setelah 4 thn berlalu lagi Ibrahim diperbolehkan untuk menengok istri dan anaknya oleh Allah, kali ini boleh mendekat tapi tidak boleh turun dari kendaraan. maka Hajar begitu bahagia melihat suaminya setelah berpisah selama 8 tahun tiba-tiba datang tanpa memberitau, begitu rindunya begitu kangennya suami istri berpisah selama 8 tahun tak jumpa. begitu jumpa suaminya Hajar memersilakan suaminya untuk turun dari kendaraannya dan masuk kerumah, dia katakan, “kita sudah punya rumah sekarang, kita ada telaga zam-zam, ada daging, ada roti, silahkan masuk ke rumah.” tapi Ibrahim hanya diam saja, kembali Hajar mempersilakannya berkali-kali tapi tetap Ibrahim hanya diam saja. maka kembali Hajar bertanya, “apakah ini perintah Allah wahai Ibrahim?” maka beliau katakan, “Ya, ini perintah Allah. aku diperintahkan menengokmu tapi ga boleh turun dari kendaraan.” maka karena ini perintah Allah mereka langsung menerima ga protes lagi. Hajar bertanya lagi, “wahai Ibrahim, kalau aku membasuh mukamu, membasuh kakimu, membasuh tanganmu, membersihkan tubuhmu dari debu-debu gunakan air zam-zam ini dilarang atau tidak?.” maka beliau katakan bahwasanya hal itu tidak dilarang.
Maka langsung diambilnya air zam-zam oleh Hajar dan bersihkan tubuh Nabi Ibrahim yang ada diatas kendaraan tersebut, ketika itu Ibrahim tidak tahan lagi untuk membendung air matanya, maka beliau minta kepada istrinya untuk membasuhkan air zam-zam dimukanya, dan bersama tumpahnya air di muka beliau maka jatuh pula lah airmatanya tetapi istrinya tidak tau, sengaja ibrahim meminta air dibasuhkan kemukanya agar istrinya tidak tau bahwasanya beliau sebenarnya menangis, takut kalau nanti terjadi istrinya tau mereka akan lemah sehingga melanggar larangan Allah turun dari kendaraan tersebut. disembunyikanlah tangisan Ibrahim tersebut, dikuat-kuatkan. Ini perintah Allah apapun yang terjadi tak boleh dilanggarnya. Maka setelah itu ibrahim langsung berangkat lagi da’wah lagi. Setelah 4 tahun berikutnya barulah beliau diperbolehkan untuk berkumpul bersama keluarganya di mekkah.
Maka, perjalanan haji adalah perjalanan cinta paling romantis. Syaratnya adalah mampu. Jangan - jangan selama ini bukan fisik kita yang tidak mampu atau limpahan harta kita, sehingga masih mengurungkan niat menunaikan haji. Jangan - jangan ketitidakmampuan itu adalah tidak mampu berharap, tidak mampu berdoa, tidak mampu ikhlas dan tidak mampu memahami hakikat ibadah ini. Karena hakikat ibadah ini adalah cinta, cinta kepada Rabbnya dan cinta kepada keluarga. Karena cinta sejati itu terlalu singkat dirasakan didunia. Sehingga mereka berlomba - lomba mengejar cinta sejati itu hingga ke akhirat. Penuh harap, agar merka dijodohkan kembali.

0 comment:

Posting Komentar

 
TOP