Loading...
8 Apr 2016

Kiat Agar Benih Ikan Tumbuh Pesat Dan Sehat



Kesuksesan budidaya ikan konsumsi sangat tergantung pada kualitas benih yang dipilih. Semakin baik kualitas benih, semakin kecil risiko kerugian yang akan ditanggung. Ukuran benih untuk pembesaran ikan konsumsi cukup beragam, tergantung jenis ikan yang akan dibudidayakan.
Dalam penyediaannya, benih dapat diperoleh dengan dua cara, yaitu benih dari alam dan benih dari panti pembenihan (hatchery). Benih alam diperoleh petani dengan cara menangkap di pantai sekitar kolam atau tambak dengan cara menyeser, seperti menangkap nener bandeng, benih kakap, benih belanak, benih kerapu lumpur, benih gabus, benih toman, benih betok, dan jenis ikan lainnya. Adapun benih ikan hasil kegiatan pembenihan di panti pembenihan (hatchery) merupakan benih yang relatif lebih baik karena melalui tahapan selektif seperti pemilihan induk berkualitas, pemijahan induk, pemeliharaan larva dan benih, pendederan benih, dan panen benih. Dari hasil panen pun harus dilakukan sortasi dan grading sehingga diperoleh benih-benih dengan kriteria ukuran yang relatif seragam.
Tidak hanya bibit yang baik, keberhasilan budidaya ikan juga dipengaruhi oleh penggunaan pakan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisi. Menurut Fauzul Mubin, Aquatic Technical Support Manager PT Invivo Indonesia, saat ini sudah cukup banyak komunitas pembenih baru yang relatif berusia muda dan terbuka terhadap inovasi baru, berusaha memberikan ransum yang tepat, baik dari jenis, kandungan nutrisi, maupun jumlah pemberiannya karena pakan khusus benih relatif mudah didapatkan.
“Kendati demikian, masih ada pembenih yang memberikan pakan ikan fase pembesaran untuk benihnya. Namun ini hanya dilakukan oleh pembenih skala kecil, dengan produksi per siklus di bawah 50.000 ekor. Pasalnya, para pembenih tersebut lebih mengutamakan harga pakan tanpa mempertimbangkan hasil atau kurang mendapatkan informasi tentang manajemen pembenihan yang baik (CPIB),” ujar Fauzul.
Fauzul menjelaskan, kebutuhan nutrisi benih dan pembesaran tentu berbeda karena proses metabolisme, pembentukan organ dan biomassanya juga berbeda. “Benih membutuhkan nutrisi yang lebih kompleks dan level digestibility yang lebih baik. Selain itu, pakan pada benih seyogyanya ditambahkan bahan-bahan yang dapat meningkatkan imunitas dan membantu toleransi terhadap stres seperti perubahan lingkungan dan serangan penyakit,” paparnya.
Fauzul menambahkan, jumlah digestible protein dalam formulasi pakan larva atau benih dederan juga lebih tinggi 5—25% dibandingkan pakan pembesaran. “Bila dipaksakan menggunakan pakan pembesaran, kemungkinan benih tumbuh lebih lambat, organ tidak tumbuh sempurna sehingga berakibat tingkat survival juga lebih rendah. Ujung-ujungnya, dalam hitungan ekonomis juga malah kurang menguntungkan,” terangnya
“Memang,” lanjut Fauzul, “harga pakan khusus benih sedikit lebih mahal dibandingkan pakan pembesaran. Tetapi, dalam hitungan ekonomi setelah panen lebih menguntungkan karena keseragaman ukuran, SR (survival rate), dan kecepatan tumbuh yang lebih baik.
-PENGGUNAAN PAKAN ALAMI
Lucky Pradana, pelaku usaha pembenihan dan pembesaran ikan gurame di Sawangan, Depok, menggunakan pakan alami untuk benihnya. Ia memberi makan ikan guramenya dengan pakan cacing sutra, mulai dari larva umur 12 hari sampai umur 40 hari. ”Karena saya belajar dari pengalaman rekan-rekan saya yang seprofesi, pemberian pakan alami cacing sutra lebih baik dari pada pakan buatan maupun pakan pabrikan,” ucapnya.
Sayangnya, ketersediaan pakan alami masih belum kontinu dan hanya untuk memenuhi kebutuhan tertentu saja. “Memang ketersediaan pakan alami mengalami keterbatasan atau kekurangan di musim-musim tertentu. Pada musim hujan, kali-kali atau sungai-sungai yang digunakan petani pencari pakan alami terkena banjir. Tapi sekarang sudah banyak orang yang membudidayakan cacing sutra. Semoga ke depan lebih banyak lagi pembudidaya cacing sutra agar kebutuhannya bisa terpenuhi secara berkala. Dengan begitu para petani juga bisa tenang berbudidaya dengan ketersediaan stok pakan alami yang ada,” harapnya.
Fauzul juga mengatakan bahwa pakan alami sebenarnya pakan yang paling sesuai untuk benih. Namun, terdapat beberapa kelemahan pakan alami seperti ketersediaannya yang tergantung alam sehingga pada musim dan daerah tertentu sulit ditemukan. Selain itu, kualitasnya tidak bisa distandarisasi, baik nutrisi maupun kualitasnya, sehingga keseragaman benih juga lebih rendah. “Pakan alami juga kurang praktis karena biasanya tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama. Iironisnya, terkadang pakan alami dapat menjadi carrier atau pembawa beberapa bakteri penyebab penyakit tertentu. Beberapa hatchery modern meninggalkan penggunaan pakan alami semenjak pakan buatan pengganti pakan alami diproduksi,” imbuhnya.
-INOVASI PAKAN KHUSUS BENIH
Pakan benih ikan yang baik harus mampu memberikan tingkat pertumbuhan yang bagus dan tingkat hidup yang tinggi. Ukuran pakan benih pun harus sesuai dan betul-betul mengapung agar baik atau tidaknya pakan dapat dikontrol dengan baik.
Menurut Fauzul, produksi pakan larva pengganti pakan alami telah melalui studi panjang tentang metabolisme dan nutrisi serta menghasilkan formulasi yang tepat untuk larva atau benih. Selain itu, pakan khusus benih tersebut diproduksi dengan teknologi Cold Micro-Extrusion dan Marumerization yang memastikan stabilitas nutrisi, baik yang larut maupun yang tidak larut dalam air. Bahan baku hanya menggunakan bahan-bahan alami saja bahkan tanpa menggunakan pewarna dan binder kimia. Di pasaran, pakan beih pengganti pakan alami ini tersedia mulai ukuran 200—300 µm hingga 800—1200 µm.
“Selanjutnya,” ujar Fauzul, “pada fase pendederan dapat dilanjutkan dengan pakan khusus pendederan, di mana pakan tersebut diproduksi dengan teknologi nano (micropellet) dengan formulasi sempurna. Diperkaya dengan asam-asam amino esensial terpenting, vitamin E dan C dosis tinggi, serta betaglukan (1-6 dan 1-3) dari bahan alami yang memastikan pertumbuhan sempurna benih ikan. Tidak kalah penting, pakan-pakan ini sangat ramah lingkungan, sehingga lingkungan hidup ikan juga nyaman.”
Sumber : Info Akuakultur

0 comment:

Posting Komentar

 
TOP