Mikroalgae, makhluk yang sangat
unik. Mungkin, jika semua makhluk di bumi ini diizinkan untuk mengeluh maka
mikroalgae lah makhluk paling banyak yang mempunyai keluhan. Bayangkan saja, ia
adalah termasuk makhluk yang paling primitif, jika diibaratkan manusia,
mikroalgae adalah munusia paling miskin sedunia. Bentuknya sangat sederhana,
tidak mempunyai alat gerak yang bisa melawan arus, ataupun perlengkapan khusus
untuk melindungi dirinya. Pun tinggal dilingkungan yang ekstrim bernama laut. Terombang
ambing ombak, ataupun dengan pergantian cuaca yang sangat cepat. Namun,
faktanya adalah mikroalgae tetap bertahan mulai zaman purbakala hingga abad
milenium.
Perannya tak tergantikan,
maka dari itulah ia ada. Kontribusinya begitu besar, bahkan belum ada makhluk hidup yang menyumbangkan oksigen terbesar didunia ini kecuali dirinya. Menjadi pengendali siklus karbon dilautan karena 80% karbondioksida dilautan dapat dimanfaatkan mikroalgae. Ia berkorban memanfaatkan karbon dan sampah organik untuk dapat bertahan hidup kemudian ia dengan sukarela mengorbankan dirinya untuk dimakan larva organisme laut. Dari sinilah dimulai kehidupan dilaut, transfer energi yang bertaut dimulai dari mikroalgae. Dan bahkan saat mikroalgae matipun tetap membawa kemanfaatan. Sedimen diatom yang ada dilautan menjadi salah satu indikasi adanya sumber minyak bumi. Dari mana sumber minyak bumi itu? Dari jasad renik mikroalgae yang kemudian berubah menjadi hidrokarbon. Saat ia mati jutaan tahun silam, jasadnya tetap kekal dan menjadi petunjuk akan kebermanfaatan.
maka dari itulah ia ada. Kontribusinya begitu besar, bahkan belum ada makhluk hidup yang menyumbangkan oksigen terbesar didunia ini kecuali dirinya. Menjadi pengendali siklus karbon dilautan karena 80% karbondioksida dilautan dapat dimanfaatkan mikroalgae. Ia berkorban memanfaatkan karbon dan sampah organik untuk dapat bertahan hidup kemudian ia dengan sukarela mengorbankan dirinya untuk dimakan larva organisme laut. Dari sinilah dimulai kehidupan dilaut, transfer energi yang bertaut dimulai dari mikroalgae. Dan bahkan saat mikroalgae matipun tetap membawa kemanfaatan. Sedimen diatom yang ada dilautan menjadi salah satu indikasi adanya sumber minyak bumi. Dari mana sumber minyak bumi itu? Dari jasad renik mikroalgae yang kemudian berubah menjadi hidrokarbon. Saat ia mati jutaan tahun silam, jasadnya tetap kekal dan menjadi petunjuk akan kebermanfaatan.
Kawan, makhluk yang sangat
sederhana itu mengambil peran yang begitu besar dalam kehidupan ini. Ironisnya,
kemanfaatan yang besar itu berasal dari makhluk dengan segala keterbatasannya.
Hampir lima tahun bergelut dengan mikroalgae membuatku banyak belajar padanya. Dimulai
waktu kuliah yang banyak membuat jejak bersamanya. Diawali dengan eksperimen
sederhana di Kampus Teluk Awur Jepara. Kemudian membentuk tim riset mikroalgae,
yang selanjutnya menghasilkan karya tulis, jurnal, dana penelitian puluhan
juta, hingga menjadi mahasiswa berprestasi. Bahkan setelah bekerjapun tak jauh –
jauh dengan mikroalgae.
Kuncinya sederhana, jika tak
ingin tergantikan ambilah kemanfaatan sebanyak – banyaknya. Bekerja dengan
mikroalgae adalah bekerja dengan keikhlasan, kejujuran, ketulusan, kerja keras,
pengorbanan dan kemanfaatan. Tanpa itu, cepat atau lambat pasti kau akan tergantikan karena bekerja dengan mikroalgae
tidak hanya berkutat dengan teknis semata, namun juga dengan hati. Dan sungguh
alangkah bodohnya manusia itu saat tidak bisa mengambil pelajaran dengan apa
yang ada disekitarnya. Hidup membawa kemanfaatan, mati menginspirasi.
Koleksi Nannochloropsis oculata
Berat untuk uji lipid
Ekstraksi lipid
0 comment:
Posting Komentar