Loading...
25 Okt 2014

Ketika, Indahnya Merayakan Cinta

Ya Allah Ya Robbi, sesungguhnya Engkau tahu bahwa hatii ini  telah berkumpul karena cinta-Mu, bertemu dalam ketaatan pada-Mu, bersatu dalam dakwah-Mu,berpadu dalam membela syariat-Mu. Maka ya Allah, kuatkanlah ikatannya, kekalkanlah cintanya, tunjukkanlah jalannya, penuhilah ia dengan cahaya yang tiada redup, lapangkanlah dada-dada dengan iman yang berlimpah kepada-Mu, indahnya takwa kepada-Mu, hidupkan ia dengan ma'rifat-Mu,  matikan ia dalam syahid di jalan-Mu. Sesungguhnya Engkau sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong.

Kuawali tulisan ini dengan doa rabithah. Sungguh tiada yang bisa mempersatukan kecuali Allah. Cinta itu istimewa, seperti  intan, walaupun tersembunyi 
dalam perut bumi tetap saja intan. Begitulah cinta, walaupun tidak diungkapkan ia tetap cinta. Walaupun ia tidak dipamerkan tetap saja ia istimewa. Kali ini akan kutulis tentang cinta. Cinta itu kata sifat, sifatnya tulus, welas asih, damai, menjadi anugerah “atau” biasa disebut sakinah, mawadah, warahmah. Cinta itu kata kerja, artinya cinta itu harus dibuktikan dalam kalimat sakral “ijab qobul” dan “mahar”. Cinta itu bukan kata sisipan, yang bisa dipakai seenaknya sebagai pelengkap dan bisa dibuang kapanpun.
Pernikahan itu seperti Gunung. Gunung selalu indah dari kejauhan, namun tidak saat engkau mendekatinya. Akan banyak jalan terjal, berbatu dan berliku saat engkau mendakinya. Akan sangat berat saat kita medekatinya tapi tidak tahu tujuannya. Berbeda dengan orang yang sudah tahu keindahan puncaknya, meskipun berat akan diperjuangkan.  Ini kenyataannya, bahwa pernikahan itu harus diperjuangkan. Jika belum bahagia maka harus diperjuangkan agar bahagia. Jika belum mapan maka harus diperjuangkan agar mapan. Dan jika belum bermanfaat maka harus diperjuangkan agar bermanfaat.
Pernikahan juga layaknya Pinnisi yang mengarungi bahtera menuju Pantai Kebahagiaan. Agar dapat sampai pada tujuan maka ada syarat – syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, untuk dapat mengarungi Samudra yang tidak tahu kapan akan datang badai maka Pinnisi harus kokoh dan kuat. Kokoh dan kuat adalah syarat untuk dapat menghadapi badai yang dapat datang sewaktu – waktu. Kokoh dan kuat artinya  haruslah kokoh dan kuat agamanya. Bahwa pernikahan bukanlah sekedar hidup bersama. Namun pernikahan adalah ibadah, ibadah terpanjang dalam hidup. Bahkan rosul mengibaratkan bahwa pernikahan adalah separuh agama. Separuh agama bukan berarti setelah menikah tiba – tiba agama kita menjadi utuh. Namun, seharusnya setelah menikah agama kita menjadi semakin kokoh. Pernikahan dapat menjadi benteng dari maksiat serta menjadi motivasi untuk selalu memperbaiki diri.
Kedua, untuk dapat mengarungi samudra yang penuh dengan ketidakpastian. Maka Pinnisi juga harus mempunyai mesin yang baik. Mesin atau motor dalam sebuah sistem berarti akhlak. Akhlak yang baik akan menadi penggerak menuju peradaban yang lebih baik. Keluarga adalah pilar sebuah peradaban. Sebuah peradaban yang baik dimulai dari sebuah keluarga yang dapat menjadi penggerak dalam masyarakat. Wajibnya, akhlakmu harus menjadi lebih baik setelah menikah.
Ketiga, untuk dapat mencapai tujuan. Pinnisi juga harus dilengkapi dengan kompas sebagai penunjuk arah. Tanpa kompas, sebuah kapal akan terombang ambing dilautan. Begitupun sebuah perniahan yang dijalankan tanpa pegangan akan terombang ambing dibelantara kehidupan. Al quran dan As sunnah adalah kompas dalam pernikan. Al quran dan as sunnah adalah peta untuk mencapai Pantai Kebahagiaan.
Keempat, untuk dapat menghadapai ganasnya gelombang. Pinnisi juga harus mempunyai Nahkoda yang handal. Suami adalah nahkoda dalam pernikahan. Suami sudah selayaknya dapat membimbing istri dan anak – anaknya agar terhidar dari api neraka (qu anfusikum wa ahlikum nara, jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka)
Kelima, syarat selanjutnya untuk dapat selamat di samudra belantara adalah bekal. Layaknya bekal dalam sebuah pelayaran haruslah cukup. Bekal disini adalah nafkah yang akan diberikan kepada keluarga. Nafkah atau rizki bukan bergantung dari banyak sedikitnya rizki tersebut karena banyaknya rizki adalah urusan Allah. Yang terpenting adalah cara mencari rizki yang halal dan memanfaatkannya dalam kebaikan. Allah telah berjanji akan mencukupkan rizki kepada orang yang menikah dijalanNya, jika rizki tersebut tidak cukup berarti ada yang salah dengan manusianya.
Dan syarat yang terakhir adalah, bahwa dalam sebuah pelayaran Pinnisi harus dilengkapi dengan peralatan yang memadahi. Peralatan tersebut untuk mengantisipasi kerusakan saat dalam pelayaran. Peralatan tersebut berarti nasehat yang baik. Sehebat apapun manusia pasti butuh nasehat.
Ketika, indahnya merayakan cinta maka ujian bisa menjadi anugrah saat tegar dihadapi berdua. Ketika, indahnya merayakan cinta maka anugrah akan menjadi rahmat bagi sesama. Ketika, indahnya merayakan cinta adalah saat cinta bisa menjadi benteng dari dosa. Ketika, indahnya merayakan cinta hanya ada dalam ikatan pernikahan. Jika obat dari dua hati yang hati hanyalah menikah, maka sudah selayaknya jika menikah itu mendatangkan anugrah.

Intisari tulisan ini disampaikan oleh Om Abdul Hamid dalam akad suci Zuzun & Puji, 2 Agustus 2014

0 comment:

Posting Komentar

 
TOP